Ditulis Oleh: Ridha Muslimah Sacha
“Rizki, ayo bangun!” seru Razak kakakku. Ia menarik selimutku. Ia tampak sudah mandi dan berpakaian seragam yang rapi. Sementara aku masih terbaring di kasur .
“Sudah siang, Ki. Nanti kamu terlambat datang ke sekolah. Kan enggak enak kalau datang telat,” ujar Kak Razak sambil menarik tanganku.
“Rizki malas, Kak. Rizki malu dan nggak percaya diri ketemu teman teman di sekolah. Mereka pada pinter-pinter. Mereka juga pada jago ngerjain tugas. Hari ini juga ulangan Matematika,” sahutku.
“Ini, nih. Sikap nggak disiplin kayak gini yang bikin kamu nggak maju. Berubah dong! Kamu atur waktu buat belajar. Jangan kebanyakan main game. Kalau disiplin belajar, kamu jadi percaya diri mengerjakan tugas dan ulangan. Ayo, cepetan! Kakak tinggal nih kalau enggak segera bangun!”
“Eh, jangan, Kak!” Dengan menggerutu, aku bangkit dari ranjang dan bergegas mandi.
Ojek yang mengantarkan kami telah tiba di sekolah. Syukurlah, masih ada waktu setengah jam sebelum masuk. Tadinya, aku mau bermain, tetapi aku putuskan untuk belajar.
Ulangan Matematika tiba. Alhamdulillah, aku bisa mengerjakannya dengan percaya diri dan lancar.
“Untung tadi Kak Razak menyemangatiku untuk belajar. Terima kasih, Kak,” gumamku. ***